Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari si penulis. Majas itu sendiri dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
A. Majas Perbandingan
- Majas Alegori : majas yang menjelaskan maksud tanpa secara harfiah. Umumnya alegori merujuk kepada penggunaan retorika, namun alegori tidak harus ditunjukkan melalui bahasa, misalnya alegori dalam lukisan atau pahatan.
- Majas Metafora : Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll. Contoh : Dia hanya dijadikan sebagai kambing hitam.
- Majas Metonimia : sebuah majas yang menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan merek, macam atau lainnya yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata. Contoh : Andi ke kampus naik bebek.
- Majas Litotes : majas yang mengungkapkan perkataan dengan rendah hati dan lemah lembut. Biasanya hal ini dicapai dengan menyangkal lawan daripada hal yang ingin diungkapkan. Contoh : Kalau ada waktu mampirlah ke gubuk sederhanaku ini.
- Majas Hiperbola : majas yang menyatakan sesuatu secara berlebihan. Contoh : Teriakanmu seperti suara petir yang bergemuruh.
- Majas Personifikasi : majas yang menyatakan benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Langitpun menangis atas kepergiannya.
- Majas Eufimisme : majas yang mengganti ungkapan yang lazim namun dianggap tidak sopan dengan ungkapan yang lebih halus. Contoh : Permisi Pak, saya izin ke kamar kecil.
B. Majas Pertentangan
- Paradoks : pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Paradoks merupakan sebuah pernyataan yang betul atau sekelompok pernyataan yang menuju ke sebuah kontradiksi atau ke sebuah situasi yang berlawanan dengan intuisi . Contoh : Di dalam keramaian ini aku masih merasa sepi.
- Antitesis : pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya. Contoh : Dia tertawa diatas penderitaan orang lain.
- Kontrdiksi Interminus : majas yang menggunakan pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Maka dari itu, majas ini termasuk dalam kategori majas pertentangan. Contoh : Semuanya sudah keluar kelas hanya tinggal Indah seorang.
C. Majas Penegasan
- Majas Pleonasme : majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh : Dia naik ke atas untuk mengambil palu (sudah jelas bahwa naik itu sudah pasti ke atas, tidak perlu dijelaskan lagi )
- Majas Tautologi : majas berupa pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih dan tidak diperlukan. Majas ini mirip dengan majas pleonasme, sama-sama menambahkan kata yang tidak perlu. Contoh : Apa maksud dan tujuan Anda datang kesini ?(tujuan sama artinya dengan maksud, jadi pilih salah satu saja)
- Majas Elipsis : majas yang menghilangkan sebagian kata-kata atau kalimatnya. Majas tersebut sering digunakan dalam karya sastra berbentuk puisi. Contoh : Kami ke rumah sakit(menghilangkan predikat pergi)
- Majas Retoris : majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Apakah kau masih ingin hidup ?
- Ironi : majas yang mengungkapkan sindiran secara halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu sampai-sampai aku tidak bisa membacanya.
- Sarkasme : suatu majas yang dimaksudkan untuk menyindir, atau menyinggung seseorang atau sesuatu. Sarkasme dapat berupa penghinaan yang mengekspresikan rasa kesal dan marah dengan menggunakan kata-kata kasar. Majas ini dapat melukai perasaan seseorang. Contoh : Mengerjakan soal seperti ini saja tidak bisa. Dasar bego !
- Sinisme : majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Tingkah lakumu sangat menyebalkan.
- Satire : untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Satire biasanya disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi. Contoh : Soal semudah ini saja kau tidak bisa mengerjakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar