Rabu, 12 Oktober 2011

Cloud Computing

Cloud computing merupakan sebuah paradigma baru pada dunia IT dalam pemberian layanan komputasi (IT Services) dengan konsep Layanan/ service yang diberikan pay-as-you-go melalui media Internet. Istilah cloud mengacu pada ilustrasi Internet pada kebanyakan buku teks book bidang IT yang menggambarkan remote environment dan penyembunyian kompleksitas. Tujuan dari penyembunyian kekompleksan adalah untuk memudahkan pemberian layanan terhadap jaringan resource komputer yang dapat dipesan, dilepas dan dikonfigurasi dengan mudah dan cepat serta untuk meminimumkan intervensi pengelola ISP.

Cloud Computing adalah suatu model penyediaan sumber daya komputasi atau teknologi informasi (software, processing power, storage, dan lainnya) yang memungkinkan pelanggan dapat "menyewa dan menggunakan” sumber daya sesuai kebutuhannya (on-demand) berbasis internet (NIST). Cloud computing adalah generasi termaju dari internet computing, yang menyediakan tenaga komputasi hingga infrastruktur komputasi, aplikasi-aplikasi, proses bisnis, hingga kolaborasi yang muncul sebagai layanan yang dapat diakses pada saaat dibutuhkan kapanpun dan dimanapun.

Keuntungan Cloud Computing
  • Cloud computing menghapus silo-silo dalam ‘data center’ tradisional
  • Arsitektur awan memiliki skalabilitas, fleksibilitas, dan transparansi yang memungkinkan layanan TI baru dapat disediakan dengan cepat dan biaya efektif dengan menggunakan service level agreements (SLA) yang mencakup IT requirement dan policy, memenuhi permintaan high utilization, dinamis, merespon perubahan, dan memenuhi tingkat keamanan dan kinerja yang tinggi
  • Lebih efisien karena menggunakan anggaran yang rendah untuk sumber daya
  • Membuat lebih eglity, dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan perkembangan yang cepat
  • Membuat operasional dan manajemen lebih mudah, dimungkinkan karena system pribadi atau perusahaan yang terkoneksi dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah
  • Menjadikan koloborasi yang terpecaya dan lebih ramping
  • Membantu dalam menekan biaya operasi biaya modal pada saat kita meningkatkan reliability dan kritikal sistem informasi yang kita bangun.
 
Dampak Cloud Computing
  • Cloud computing memiliki potensi membalikkan paradigma industry software, yang tadinya suatu aplikasi harus dibeli dan dijalankan di dekstop, sementara pada cloud aplikasi dan lisensi berjalan melalui jaringan.
  • Dengan adanya perubahan ini akan memungkinkan data center dan administrator-administrator yang berada di pusat jaringan distribusi, processing power, elektrikal, bahdwidth dan storage dapat dikelola secara remote.
  • Hal ini tidak hanya berdampak kepada model bisnis, tetapi juga berkaitan dengan arsitektur utama bagaimana suatu aplikasi dikembangkan, di bangun dan dijalankan.
Cloud computing terdiri dari beberapa layer atau lapisan, layer-layer itu antara lain:
  1. Client, yaitu komputer fisik (software dan hardware) yang bergantung pada service dari cloud computing. Apabila tidak terkoneksi internet, maka client tidak dapat berbuat apa-apa.
  2. Application, software service atau Software as Service (SaaS) yang mengirimkan atau menyedikan software via internet.
  3. Platform, platform service atau Platform as Services (PaaS) yang menyediakan cloud infrastruktur atau infrastruktur maya yang mendukung cloud application.
  4. Infrastructure, infrastructure service atau Infrastructure as Services (IaaS) merupakan virtualisasi dari platform service. disinilah user tidak perlu membeli hardware, melainkan menggunakan layer ini pada cloud computing.
  5. Server, komputer fisik yang menjalankan segala kebutuhan client.

Karakteristik Utama Cloud Computing

On Demand Self Service
Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan menggunakan, sebuah portal web dan manajemen antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumberdaya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia.

Broad Network Service
Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick client ataupun media lain seperti smartphone

Resources Pooling
Penyedia layanan cloud, memberikan layanan melalui sumberdaya yang dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi date center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user, dimana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumberdaya komputasinya dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, setiap permintaan dapat dipenuhi. Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita jaringan dan mesin virtual.

Rapid elasticity
Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan. Untuk pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah kapasitas yang tersedia tak terbatas besarnya, dan dapat dibeli" kapan saja dengan jumlah berapa saja.

Measured services
Sumberdaya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumberdaya komputasi yang digunakan (penyimpanan, memory, processor, lebar pita, aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumberdaya yang digunakan dapat secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan layanan.

Empat Deployment Model:

  1. Public Cloud
    Ini adalah cloud sesungguhnya, dimana vendor menyediakan jasanya secara umum dan perusahaan memakai bersama dengan perusahaan lain. Pemakai cloud tidak akan tahu siapa saja yang berbagi resource dengan mereka.
  2. Community Cloud
    Pemakai-pemakai cloud masih dalam satu group, dapat disediakan oleh pihak ketiga atau orang dalam. Umumnya metode ini dipakai jika seluruh pihak dalam satu group tersebut menginginkan control yang lebih tinggi, terutama berhubungan dengan compliance & security. Pemakai cloud menyadari siapa saja yang menggunakan cloud karena masih dalam satu group.
     
  3. Private Cloud
    Model ini banyak diperdebatkan karena pada dasarnya perusahaan masih harus melakukan maintain sendiri pada infrastrukturnya, sehingga benefit cloud menjadi berkurang. Pada private cloud, resource di-pool dan dibagi-bagikan sesuai kebutuhan.
     
  4. Hybrid Cloud
    Model ini menggabungkan public cloud dengan private atau model tradisional. Disini perusahaan berupaya untuk memanfaatkan keuntungan cloud tetapi tetap menyimpan data yang sangat penting dalam server internal mereka (pertimbangan keamanan dan compliance)

Sumber 1, 2, 3, 4, 5

1 komentar:

  1. wah , terima kasih infonya mengenai cloud computing,,jadi bisa tambah2 materi buat kulaih saya :)

    Salam kenal :D

    BalasHapus